waduk darma |
LEGENDA ASAL MULA WADUK DARMA
tidak banyak yang tahu jika dulunya area Waduk Darma merupakan perkampungan penduduk. Jauh di tahun 1800-an, waduk ini sudah terbentuk meski skalanya masih kecil. Barulah ketika zaman Jepang, pembangunan waduk rampung dilaksanakan. Hingga sekarang, waduk tersebut masih kokoh menyimpan jutaan kubik air. Saat itu, dampak dari pembangunan waduk, lahan di sembilan desa harus dibebaskan. Dari sembilan desa, ternyata hanya warga Desa Jagara saja yang harus direlokasi alias bedol desa. Sisanya, terkena pembebasan lahan pertanian, tegalan dan tanah angonan.
Menurut cerita masyarakat sekitar, pada zaman dahulu Waduk Darma sudah dibuat untuk bendungan atau situ yang ukuranya lumayan cukup besar. Awal mula yang membangun Waduk ini adalah Mbah Satori atau Mbah Dalem Cageur dan air yang digunakan untuk mengairinya berasal dari mata air Cihanyir yang berada tepat di tengah Waduk Darma dan berasal pula dari hulu sungai Cisanggarung.
Konon, tujuan dibangunya bendungan atau waduk ini adalah untuk tempat bermain putranya, Pangeran Gencay dan juga untuk menyalurkan Hobi dari si Mbah Dalem yaitu memelihara ikan.
Dalam pembuatanya, Mbah Dalem tidak sedikit mengerahkan tenaga dari para pasukanya, sehingga memerlukan jamuan atau hidangan yang cukup banyak.
Menurut cerita rakyat, untuk menanak nasinya saja, Mbah Dalem menggunakan sebuah bukit yang berada di sebelah desa Darma dan sampai saat ini bukit tersebut dikenal dengan sebutan bukit Pangliwetan.
Tidak hanya itu saja, bekas untuk menjamu para pekerja sampai saat ini juga masih ada peninggalanya yang berupa seonggokan tanah yang berbentuk Nasi Tumpeng. Anehnya, onggokan tanah tersebut sejak dahulu hingga saat ini tidak pernah hilang meskipun berkali-kali digenangi oleh air hujan.
Setelah Waduk Darma selesai sibangung, Mbah Dalem juga membuat sebuah perahu yang terbuat dari papan kayu jati dengan ukuran yang besar. Tujuan dibuatnya perahu itu adalah tidak lain untuk bermain anaknya juga si Pangeran Gencay. Siang malam, Pangeran Gencay dan para rekanya bermain di Waduk menggunakan Perahu tersebut. Di saksikan oleh para penduduk, irama gamelan juga melengkapi suasana saat sang Pangeran bermain. Konon, tempat para penduduk memainkan gamelan diberi nama "Muncul Goong".
Kebahagian Mbah Dalem beserta anaknya Pangeran Gencay tidak selamanya berjalan sesuai harapan. Pada suatu malam, tepatnya pada saat bulan purnama, Pangeran Gencay sedang bersama pengasuhnya yang lagi bersenang-senang menaiki perahu mengalami kecelakaan dan pada akhirnya hilang tenggelam.
Untuk mencari anak kesayanganya, Mbah Dalem memerintahkan pasukanya untuk menjebol Waduk Darma dan tidak boleh diari lagi. Setelah ditemukan, jenazah pangeran dibawa ke suatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama "Munjul Bangke".
PENUNGGU GAIB WADUK DARMA
Menurut cerita dari mulut ke mulut, Waduk Darma dihuni siluman belut putih raksasa. Dulu, siluman belut putih ini menampakkan diri. Sehingga kadangkala ada orang yang kebetulan melihatnya. Siluman ini konon tak segan-segan merusak Misalnya kebocoran Waduk Darma beberapa waktu lalu, orang-orang pintar setempat mengatakan dikarenakan ulah mahluk tersebut.
Tapi hal itu akan terjadi bila ada perbuatan yang tidak baik dilakukan di sekitar waduk. Hal itu pula sebagai peringatan bagi pengunjung. Uniknya, pada di tengah Waduk Darma ada bagian tak pernah keruh sekalipun air di sekelilingnya sedang keruh. Hal ini menjadi rahasia yang tak terpecahkan hingga kini.
Dahulu, ketika Waduk Darma masih berupa ranca (danau kecil), cerita tentang siluman belut utih dan ulahnya sangat mengerikan sering terdengar. Salah satunya ketika pada suatu malam sebuah kendaraan truk melewati kawasan danau. Mendadak si sopir menghentikan truk karena tiba-tiba di tengah jalan nampak sebuah gua. Setelah diperhatikan ternyata apa yang dikira mulut gua itu tak lain adalah mulut siluman belut putih yang sedang menganga. Si sopir langsung tak sadarkan diri.
Ternyata, mahluk mengerikan itu hanya ingin menunjukkan jati dirinya saja. Sebab sopir truk tidak diapa-apakan. Setelah kejadian itu, warga desa menguji kebenaran siluman belut putih ini. Mereka mengikat seekor domba di tepi danau. Esoknya, binatang itu sudah lenyap. Hari berikutnya, diikat lagi seekor kerbau. Lagi-lagi, binatang itu lenyap tanpa bekas. Akhirnya warga setempat percaya bahwa ranca itu dihuni oleh ular siluman belut putih raksasa
boleh saya copy,untuk tugas
ReplyDeletemantap artikelnya.
ReplyDeleteagen tiket pesawat murah
Waaawww
ReplyDeleteMenurut cerita masyarakat sekitar, pada zaman dahulu Waduk Darma sudah dibuat untuk bendungan atau situ yang ukuranya lumayan cukup besar.
ReplyDeletehttps://www.klik4d.vip/kumpulan-makna-istri-mimpi-hamil-dalam-togel/